Selasa, 18 September 2012

SeJARAH BERDIRINYA BUDI UTOMO



KATA PENGANTAR
           
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Budi Utomo ini tepat waktu.
            Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Ketut Sedana Artha M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah  Indonesia 3 yang telah memberikan arahan serta bimbingan kepada kami yang terkait dengan penyelesaian makalah ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan Jurusan Pendidikan Sejarah dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan-kesalahan sehingga masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Apabila dalam penyususnan atau penulisan makalah ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca, penulis menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya.
            Akhirnya, penulis menyampaikan selamat membaca makalah yang telah penulis persembahkan ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan memenuhi fungsi sebagaimana mestinya. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.



     Singaraja,    Maret  2012

 Penulis







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................  i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................. 5
2.1 Latar Belakang Lahirnya Budi Utomo..................................................................................... 5
2.2 Asas dan Tujuan Budi Utomo.................................................................................................. 7
2.3 Berakhirnya Organisasi Budi Utomo  ...................................................................................... 8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... .9
3.1 Simpulan................................................................................................................................ . 9
3.2 Saran........................................................................................................................................ .9
DAFTAR PUSTAKA




 BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Istilah ‘pergerakan’ mengandung pengertian khas, berlainan dengan pengertian ‘perjuangan’ yang dimaksud disini ialah perjuangan untuk mencapai kemerdekaan dengan menggunakan organisasi yang teratur. Dan dengan istilah ‘nasional’ dimaksudkan untuk membatasi pokok pembicaraan kita tentang pergerakan-pergerakan yang bercita-cita nasional yakni cita-cita mencapai kemerdekaan Bangsa. Sudah banyak dikemukakan pendapat, bahwa timbulnya pergerakan nasional tidak bisa dipisahkan dari bangkitnya nasionalisme di Asia, yang dianggap reaksi terhadap Imprealisme (penjajahan). Atau kalau kita memunjam istilahnya Prof. Toynbee, nasionalisme itu merupakan jawaban bangsa Asia atau Indonesia terhadap tantangan barat.
Menurut pendidikian Prof. Toynbee, reaksi bangsa asia terhadap kolonialisme dan imprealisme barat itu ada dua macam bentuknya yaitu ;
1.      Reaksi yang dinakaman dengan istilah Zelotisme yakni reaksi yang berupa menutup pintu rapat-rapat bagi pengaruh barat atau istilah Isolasi. Dapat juga dinamakan perlawanan pasif yakni menolak pengaruh barat.
2.      Reaksi yang dinamakan dengan istilah Herodinamisme yakni dengan membuka pintu lebar-lebar bagi pengaruh barat, meniru cara-cara barat dan kalau telah kuat digunakan untuk mengukur imprealisme barat. Dapat juga dikatakan perlawanan aktif yakni menentang pengaruh barat dengan menggunakan alat-alat dan senjata dari barat sendiri.
Bangkitnya nasionalisme di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari bangkitnya nasionalismre di Asia. Namun mengatakan bahwa timbulnya pergerakan nasionalisme itu disebabkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar Indonesia saja seperti misalnya karena pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia di tahun 1905, harus kita terioma secara hati-hati. Sebab-sebab bangkitnya nasionalisme di Indonesia dan tumbuhnya pergerakan nasional Indonesia itu, tidak harus dicari diluar pagar tanah air, sebab-sebab itu telah tertanam subur di bumi Indonesia sendiri.
Reaksi pada masa-masa sebelum tahun 1905 pernah dicetuskan dengan perlawanan senjata dan dilakukan oleh misalnya Sultan Agung Mataram, pangeran di Ponogoro, Cik Ditiro, dan lain-lainnya namun perlawanan mereka gagal tetapi ini telah membuktikan nyata bahwa semangat nasional telah lama bergejolak pada dada bangsa Indonesia sebagai reaksi terhadap penderitaan lahir dan batin akibat kolonialisme itu. Kegagalan perlawanan bersenjata oleh beberapa pejuang telah menyadarkan pemimpin-pemimpin Bangsa pada waktu itu untuk merubah taktik dan cara-cara perlawanan. Semula dicoba dengan gerakan-gerakan yang disebut dengan gerakan emansipasi. Gerakan ini pada hakekatnya merupakan penjelmaan kebangkitan suatu bangsa  dan cita-cita.
Dalam cita-cita ke bangsaan ini ada dua tujuan yang penting yakni tujuan kemerdekaan bangsa serta cita-cita membentuk suatu bangsa. Kedua cita-cita ini dapat pada pergerakan. Disamping itu organisasi pergerakan itu mempunyai suatu ikatan yang menyatukan mereka yakni antara lain :
a.       Pertentangan dengan kekuasaan politik.
b.      Keinginan mereka mengapuskan sistem kolonial dan mencapai kemerdekaan
Demikianlah maka pergerakan nasional di Indonesia tumbuh dan berkembang sebagai reaksi-reaksi terhadap stelsel kolonial dan kelahirannya dipercepat oleh beberapa kejadian yang anatara lain dapat disembuhkan seperti misalnya:
1.      Tersia-sia rakyat Indonesia dalam bidang pengajaran dan pendidikan.
2.      Perlakuan pemerintah kolonial yang sangat melukai hati rakyat.
3.      Suara beracun pers Belanda serta sikap angkuh dari masyarakat Belanda Indonesia.
4.      Adanya gerakan orang-orang cina dengan didirakannya perguruan bagi masyarakat mereka sendiri yakni Tionghoa Hawee Kwan (1901).
Kejadian-kejadian seperti diatas inilah yang mempercepat proses lahirnya pergerakan nasional di Indonesia. Penderitaan lahir batin yang tak tertahankan lagi ditambah pengaruh kejadian-kejadian didalam dan diluar tanah air yang merupakan dorongan yang mempercepat lahirnya pergerakan nasional dan titik berangkat itu dimulai pada tanggal 20 mei 1908 yakni tahun berdirinya Budi Utomo sebagai pergerakan rakyat yang mula-mula lahir. Berdirinya organisasi Budi Utomo merupakan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dan mendapat persetujuan dan pelajar-pelajar STOVIA seperti Sutomo, Gunawan, Gumbreg, dan lain-lainnya yang dimana organisasi Budi Utomo ini bertujuan untuk membantu beasiswa kepada pelajar-pelajar Bumi Putera (Kansil dan Julianto, 1990. 15-22).      
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas , dapat dirumuskan beberapa masalah yang ingin dipecahkan yaitu :
1.2.1. Bagaimana latar belakang lahirnya organisasi Budi Utomo di Indonesia ?
1.2.2. Bagaimana asas dan tujuan berdirinya Budi Utomo di Indonesia ?
1.2.3. Apa yang menyebabkan berakhirnya organisasi Budi Utomo di Indonesia?
1.3  Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan utama dalam makalah ini adalah untuk:
1.3.1. Untuk mengetahui latar belakang lahirnya organisasi Budi Utomo di Indonesia.
1.3.2. Untuk mengetahui asas dan tujuan berdirinya Budi Utomo di Indonesia.
1.3.3. Untuk mengetahui menyebabkan berakhirnya organisasi Budi Utomo di Indonesia.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Bagi penulis
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang organisasi pergerakan nasional di Indonesia.



2. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat, diharapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan tambahan tentang organisasi pergerakan nasional di Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.
3. Bagi pemerintah
Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pemerintah dalam meningkatkan sosialisasi mengenai perjuangan pada masa pergerakan nasional di Indonesia.
























BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Latar Belakang Lahirnya Budi Utomo
Budi Utomo merupakan sebuah organisasi modern pertama kali di Indonesia yang didirikan oleh dr. Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908. Menurut beberapa sarjana, perkataan Budi Utomo berasal dari kata Sansekerta, yaitu bodhi atau budhi, berarti “keterbukaan jiwa”,”pikiran”,” kesadaran”, “akal”, atau “pengadilan”. Tetapi juga bisa berarti “ daya untuk membentuk dan menjunjung konsepsi dan ide-ide umum”. Sementara itu, perkataan Jawa utomo berasal dari uttama, yang dalam bahasa Sansekerta berarti “ tingkat pertama” atau “ sangat baik”( Gonda dalam Akira Nagazumi, 1989: 58).
Dr. Wahidin Sudirohusodo (1857-1917) merupakan pembangkit semangat organisasi Budi Utomo. Sebagai lulusan sekolah dokter Jawa di Weltvreden (sesudah tahun 1900 dinamakan STOVIA), ia merupakan salah satu tokoh intelektual yang berusaha memperjuangkan nasib bangsanya. Pada tahun 1901 Dr. Wahidin Sudirohusodo menjadi direktur majalah Retnodhoemilah (Ratna yang berkilauan) yang diterbitkan dalam bahasa Jawa dan Melayu, yang dikhususkan untuk kalangan priyayi. Hal ini mencerminkan perhatian seorang priyayi terhadap masalah-masalah dan status golongan priyayi itu sendiri. Ia juga berusaha memperbaiki masyarakat Jawa melalui pendidikan Barat (Ricklefs, 1991:248- 249).
            Namun tidak semua golongan priyayi mendukung berdirinya Budi Utomo tersebut. Hal ini disebabkan kaum priyayi birokrasi dari golongan ningrat atau aristikrat mengadakan reaksi jika gerakan tersebut mengancam kedudukan kaum aristokrasi yang menginginkan situasi status quo, yaitu keadaan yang dapat menjamin kepentingan mereka (Sartono Kartodirdjo, 1993:102). Gerakan kaum terpelajar tersebut akan membawa perubahan dalam struktur sosial sehingga kaum intelektual akan mengurangi ruang lingkup kekuasaan elite birokrasi.
Program utama dari Budi Utomo adalah mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran. Programnya lebih bersifat sosial disebabkan saat itu belum dimungkinkan didirikannya organisasi politik karena adanya aturan  yang ketat dari pihak pemerintah Hindia Belanda. Disamping itu, pemerintah Hindia Belanda sedang melaksanakan program edukasi dari politik ethis sehingga terdapat kesesuaian kedua program (Kansil, 1986:22-23).  Budi Utomo merupakan organisasi pelajar dengan para pelajar STOVIA sebagai intinya dengan gerakan awal jangkauannya hanya terbatas pada Jawa dan Madura. Jangkauan wilayah yang terbatas ini, menjadikan Budi Utomo dianggap sebagai organisasi yang bersifat kedaerahan, karena salah satu programnya berbunyi “ de harmonische ontwikkeling van land en volk van Jawa en Madura”  (kemajuan yang harmonis bagi nusa Jawa dan Madura). Dengan demikian, mencerminkan kesatuan administrasi kedua pulau tersebut yang mencakup juga masyarakat Sunda yang kebudayaannya mempunyai kaitan dengan Jawa meski yang dipakai sebagai bahasa resmi organisasi adalah bahasa Melayu (Ricklefs, 1991:24).
Pada tanggal 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan konggresnya yang pertama di Yogyakarta. Konggres ini berhasil menetapkan tujuan organisasi yaitu ; Kemajuan yang harmonis antara bangsa dan negara, terutama dalam memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, tehnik , industri serta kebudayaan. Sebagai ketua Pengurus Besar yang pertama terpilih R.T Tirtokusumo,bupati Karanganyar sedangkan anggota-anggota Pengurus Besar pada umumnya pegawai pemerintahan atau mantan pegawai pemerintahan dengan pusat organisasi berada di Yogyakarta (Pringgodigdo, 1984:1). Pengurus hasil konggres ini merupakan dewan pimpinan yang didominasi oleh para pejabat generasi tua yang mendukung pendidikan yang semakin luas dikalangan priyayi dan mendorong pengusaha Jawa (Ricklefs, 1991: 250).
Setelah cita-cita Budi Utomo mendapat dukungan semakin luas dikalangan cendekiawan Jawa maka para pelajar tersebut memberi kesempatan kepada golongan tua untuk memegang peranan yang lebih besar bagi gerakan ini. Ini dibuktikan dengan terpilihnya golongan tua sebagai pengurus dalam konggres Budi Utomo I di Yogyakarta. Ketua terpilih R.T Tirtokusumo, sebagai seorang bupati lebih memperhatikan reaksi daro pemerintah kolonial Belanda dibanding reaksi dari warga pribumi (Nugroho Notosusanto, 1975:182).

2.2.      Asas dan Tujuan Budi Utomo
Asas dan tujuan Budi Utomo adalah menyadarkan kedudukan Bangsa Jawa, Sunda, dan Madura pada diri sendiri dan berusaha mempertinggi akan kemajuan mata pencaharian serta penghidupan Bangsa disertai dengan jalan memperdalam keseniaan dan kebudayaan (Wirjosuparto, 1958 : 102). Selain tujuannya yang lain adalah menjamin kehidupan sebagai Bangsa yang terhormat dengan menitik beratkan pada soal pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan atau secara samar-samar menyebutkan kemajuan bagi Bangsa Hindia dimana jangkuan geraknya terbatas pada Jawa dan Madura serta baru meluas untuk penduduk Hindia seluruhnya dengan tidak memperhatikan perbedaan keturunan, kelamin, dan agama (Poeponegoro dan Notosusanto, 1992 : 178). Jika dicermati dari pernyataan tersebut, maka secara tersirat nampak pada Budi Utomo yakni kehormatan Bangsa. Bangsa yang terhormat adalah Bangsa yang memiliki derajat yang sama dengan Bangsa lain. Karena Bangsa Indonesia pada waktu itu tidak terhormat karena dijajah Belanda.
Teranglah sudah bahwa Budi Utomo telah mempunyai cita-cita tersembunyi yang kemudian menjadi cita-cita kaum Nasional Indonesia. Maka tepatlah kalau pemerintah mengakui secara resmi hari lahirnya Budi Utomo sebagai hari kebangkitan nasional, karena Budi Utomo bercita-cita nasional dan pergerakannya merupakan organisasi modern pada saat itu (Kansil dan Julianto, 1990 : 23).
Pada tahun 1928 Budi Utomo menambahkan suatu asas perjuangan yaitu “ikut berusaha melaksanakan cita-cita Bangsa Indonesia”. Sungguh suatu langkah maju, karena waktu itu gelora persatuan telah berkumandang di udara pergerakan kita. Disitu nampak bahwa Budi Utomo sedang berusaha memperluas ruang geraknya. Tidak hanya menuju kehidupan harmonis bagi Jawa dan Madura tetapi lebih luas lagi yakni bagi persatuan Indonesia (Kansil dan Julianto, 1990 : 23). Walaupun pada awalnya Budi Utomo tidak berperan sebagai organisasi politik, namun dalam perjalanannya Budi Utomo terjun kepolitik. Hal ini terbukti pada tahun 1915 Budi Utomo ikut aktif dalam “Inlandsche Militie” dan waktu Volksraad dibentuk. Budi Utomo juga tergabung dalam “Radicale Concentratic” yakni persatuan aliran-aliran yang dicap kiri dalam Volksraad.
2.3. Berakhirnya Organisasi Budi Utomo di Indonesia
Runtuhnya organisasi budi Utumo yaitu pada tahun 1935, hal ini di sebabkan karena adanya tekanan terhadap pergerakan nasional dari pemerintah kolonial membuat Budi Utomo kehilangan wibawa, sehingga terjadi perpisahan kelompok moderat dan radikal dalam pengaruh Budi Utomo makin berkurang. Pada tahun 1935 organisasi ini bergabung dengan organisasi lain menjadi Parindra (Suhartono, 2001 : 31). Sejak saat itu Budi Utomo terus mundur dari arena politik dan kembali kekeadaan sebelumnya. Dalam bukunya Pringgodigdo, 1998:2-3, menyebutkan bahwa keruntuhan Budi Utomo disebabkan karena adanya propaganda kemerdekaan Indonesia yang dilakukan Indische Partji berdasarkan ke Bangsaan sebagai indier yang terdiri dari Bangsa Indinesia, Belanda Peranakan, dan Tionghoa. Banyak orang yang memandang Budi Utomo lembek oleh karena menuju “kemajuan yang selaras buat tanah air dan Bangsa” serta terlalu sempit keanggotaannya (hanya untuk Bangsa Indonesia dari Jawa, Madura, Bali, dan Lombok yaitu daerah yang berkebudayaan Jawa semata-mata) meninggalkan Budi Utomo.
Berdirinya Muhamadyah merugikan Budi Utomo, karena Budi Utomo tidak mencampuri agama. Jadi Budi Utomo kehilangan kedudukan monopolinya yang menyebabkan timbulnya perkumpulan beraliran Indisch-Nasionalisme Radikal yang beraliran demokratis dengan dasar agama dan yang beraliran keinginan mengadakan pengajaran modern berdasarkan agama dan ke Bangsaan diluar politik. Beranjak dipemerintahan kolonial menyebut Budi Utomo sebagai tanda keberhasilan politik Etis dimana memang itu yang dikehendakinya: suatu organisasi pribumi progresif-moderta serta dikendalikan oleh para pejabat. Pejabat-pejabat Belanda lainnya mencurigai Budi Utomo atau menganggapnya sebagai gangguan potensial. Desember 1909 Budi Utomo dinyatakan sebagai organisasi sah. Adanya sambutan hangat dari Batavia menyebabkan banyak orang Indonesia tidak puas dengan pemerintah yang mencurigai itu (Ricklefs, 2005 : 250-251).

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Budi Utomo didirika pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Sutomo dan kawan-kawanya dari pelajar-pelajar Stovia. Dimana anggota-anggota Budi Utomo adalah dari kalangan budaya priyayi. Asas dan tujuan budi utomo adalah menyadarkan kedudukan Bangsa Jawa, Sunda, dan Madura pada diri sendiri dan berusaha mempertinggi akan kemajuan mata pencaharian serta penghidupan bangsa disertai dengan jalan memperdalam keseniaan dan kebudayaan. Selain itu tujuannya yang lain adalah menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat dengan menitik beratkan pada soal pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan.
Berakhirnya organisasi budi Utomo yaitu pada tahun 1935, hal ini di sebabkan karena adanya tekanan terhadap pergerakan nasional dari pemerintah kolonial membuat Budi Utomo kehilangan wibawa, sehingga terjadi perpisahan kelompok moderat dan radikal dalam pengaruh Budi Utomo makin berkurang. Dalam bukunya Pringgodigdo, 1998 :2-3, menyebutkan bahwa berakhirnya Budi Utomo disebabkan karena adanya propaganda kemerdekaan Indonesia yang dilakukan Indische Partji berdasarkan kebangsaan sebagai indier terdiri dari bangsa Indonesia, Belanda Peranakan, dan Tionghoa. Berdirinya Muhamadiyah merugikan Budi Utomo, karena Budi Utomo tidak mencampuri agama. Jadi Budi Utomo kehilangan kedudukan monopolinya yang menyebabkan timbulnya perkumpulan beraliran Indisch-Nasionalisme Radikal yang beraliran demokratis dengan dasar agama dan yang beraliran keinginan mengadakan pengajaran modern berdasarkan agama dan kebangsaan diluar politik.
3.2 Saran
            Organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo sangat diharapkan menjadi suatu motivasi bagi para generasi muda dalam mempertahankan kemerdekaan yang nantinya dapat menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Akira, Nagazumi.1989. Bangkitnya Nassionalisme Indonesia, Budi Utomo 1908-1918. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Nugroho Notosusanto, 1975. Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka
Poesponegoro dan Notosusanto, 1992. Sejarah Indonesia V. Jakarta : Dian Rakyat.
Priggodigdo, 1980. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta : Dian Rakyat.
Kansil,C.S.T.  dan Julianto.1988. Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Jakarta: Erlangga.
M.C Ricklefs.1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.
Suhartono. 2001. Sejarah Pergerakan Nasional. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Wirjosuparto Sujipto. 1958. Dari Lima Zaman Penjajhan Menuju Zaman Kemerdekaan. Jakarta : Indira.

Minggu, 16 September 2012

Sejarah Indo 1


SEJARAH INDONESIA 1
Badge Undiksha Colour 800x800.png
OLeh;
·       Kd virgotama krissanta (1014021016)   A
·        Luh Gede lisiana (1014021017)   A
·       Pande Nyoman Suastawan (1014021018)  A

Universitas pendidikan Ganesha
Fakultas Ilmu Sosial
Jurusan Pendidikan Sejarah
2011



1.Pertumbuhan dan perkembangan kerajaan Hindu- Budha pada abad IV-VII masehi
1 . Pertumbuhan dan perkembangan kerajaan Kutai sebagai kerajaan tertua di Indonesia.
1.1 letak kerajaan kutai.      
Kerajaan kutaii terletak di daerah Kutai , Kalimantan timur , di lembah sungai Mahakam yang menghubungkan ibukota kutai dengan daerah-daerah lainnya di nusantara lewat selat makasar
1.2 Sumber sejarah kerajaan kutai
Kerajaan kutai tergolong kerajaan hindu(bersifat ke Indian) yang tertua. Berita cina tidak mencatat tentang daerah Kalimantan timur sampai selat makasar walaupun di makasar di temukan patung Budha dari tembaga yang di kenal dengan sebutan Budha Sambuaga.Menurut berita cina Kerajaan kutai dikatakan berada di luar jalur perdagangan internasional cina –india . Kerajaan kutai menyatakan dirinya serbagai kerajaan Hindu-Budha karena tidak terjankau dari kekuasaan Funan. Sumber-sumber kerajaan Kutai diperoleh dalam bentuk Prasasti yang dikenal dengan sebutan yupa. Dari prasasti ini dapat diperoleh informasi tentang
1.      Silsilah penguasa Kutai yang dimulai dari Kudunga, aswawarman dan mulawarman.
2.      Penyelenggaraan upacara korban yang bernama Vaprakeswara Oleh raja Mulawarman.
3.      Pemberian hadiah kepada brahmana sebanyak 20.000 ekor sapi.
4.      Prasasti ini di buat dalam rangka peristiwa upacra selamatan yang di lakukan oleh mulawarman.
Dari prasasti yang di keluarkan oleh mulawarman dapat di ketahui pendiri dinasti (wangsakrta0 adalah raja Aswawarman, sedangkan Kudungga tidak di anggap sebagai pendiri dinasti karena masih mekaki nama Indonesia berbeda dengan Aswawarman yang memakai nama India(warman). Dari prasasti ini juga dapat di ketahui bahwa Agama yang di anut oleh raja kutai yakni agama Hindu dari paksa siwa .Ini di buktikan dengan sebutan Vaprakeswara (vapraka+iswara, iswara sebutamn siwa), yang artinya tempat pemujaan siwa. Selain itu , bahwa agama yang di anut raja adalah agama hindu  yaitu bila dilihat dari nama abhiseka atau pujian yang di berikan raja masalnya, Aswawarman disebut sebagai asuman( dewa matahari). Namun prasasti-prasasti yang di temukan tidak memuat secara pasti kapan berdirinya kerajaan kutai. Prasasti-prasasti yang di temukan memakai tife huruf pallawa yang sama dengan huruf yang ada di kerajaan pallawa di india.
1.3. Keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.
Berdasarkan prasasti yang ada dapat di ketahui susunan masyarakat kutai berlapis-lapis atas dasar kasta. Lapisan Brahmana pada awalnya kemungkinan kaum migran dari india yang sengaja di undang ke Kutai untuk meresmikan raja kutai sebagai penganut gama hindu dan menduduki kasta ksatria , hal ini di lakukan pada masa pemerintahan Aswawarman, sedangkan pada masa Mulawarman sudah banyak pendudukm  asli yang menduduki kasta Brahman lewat perkawinan dan upacara Vratyastana. Masyarakat kerajaan kutai terdiri atas kaum Brahman, kaum ksatriaa,kaum pekerja , petani dan pedagang. Melihat bentuk tulisan dan bahasa sansekerta kemungkinan yng menulisnya adalah kaum Brahmana india atau orang brahmana Indonesia yang belajar ke india. Dengan demikian prasasti ini di peruntukkan bagi pejabat kerajaan dan kaum bangsawan. Dalam prasasti ini tidak di sebutkan tentang keadaan rakyat, sebagaiman diketahui prasasti tersebut hanya untuk kalangan elite. Mata pencaharian penduduk kebanyakan pertanian atau budaya agraris, selain itu kemungkinan besar mata pencaharian penduduk kutai juga sebagai pedagang.

2.Pertumbuhan dan perkembangan kerajaan Taruma Negara sebagai kerajaan pertama di Jawa.
2.1 Letak kerajaan Taruma Negara.
            Kerajaan Taruma Negara terletak di daerah Bogor sekarang, Lembah sungai Citarum, sungai yang menghubungkan ibukota kerajaan dengan daerah-daerah lainnya di luar jawa , lokasi ini di tentukan berdasarkan prasasti taruma Negara yang di temukan berada di daerah bogor. Ibukota kerajaan taruma Negara berada di daerah pedalaaman dan dekat sungai karena basis kebudayaan hindu adalah Agraris. Sungai merupakan sumber kehidupan , sumber air bagi petani serta  sarana transportasi intersuler dan internasional.
2.2 Sumber-sumber sejarah Kerajaan Taruma
A. Sumber dari Luar negeri
Penulisan kerajaan  taruma Negara berasal dari perbandingan sumber dari luar negeri dan sumber dari dalam negeri. Sumber dari luar ini berupa berita dari barat (timur tengah), india, dan cina. Berita dari timur tengah di peroleh dari kitab Geographika Hypegesis.Dalam kitab ini disebutkan bahwa nama kota agyre terletak di ujing pulau Jabadiau atau lebih dikenal dengan nama Jawadwipa. Berita asing lainnya yakni yang berasal dari cina berangka tahun 132 masehi,disebutkan bahwa raja Ye-tiao yang bernamaa pien meminjamkan materai emas dan pita ungu kerajaannya kepada tiao-pien. G.Ferraan menterjemahkan kata ye-tiao sama dengan jawadwipa. Sumber lainnya yaitu berasal dari berita kronik dinasti soui, yaitu yang menyebutkan pada tahun 528 dan 535 datang utusan dari to-lo-mo yang tterletak di sebelah selatan.  Selain itu juga terdapat dalam kronik dinasti T’ang muda pada tahun 666 dan 669. Demikian juga dengan catatan perjalanan I-Tsing abad VII.

B. Sumber dalam Negeri
Sumber dari dlam negeri berupa prasasti dari taruma Negara dan prasasti dari kerajaan Sriwijaya yakni prasasti koota kapur, arca raja sri , dan arca wisnu cibuya I dan Cibuya II. Prasasti taruma Negara berjumlah 7 buah memakai huruf pallawa dan bahasa sansekerta.Ketujuh  prasasti tersebut adalah prasasti ciaruteun, prasasti koleangkak, kebon kopi,tugu,pasir awi, muara cianten dan cidanghiang. Dari isi prasasti-prasasti tersebut dapat di kkertahui bahwa nama kerajaan adalah taruman Negara dengan raja yang mengeluarkan prasasti bernama Purnawarman. Melihat isi prasasti tersebut , Purnawarman merupakan cikal bakal dinasti(wangsakarta).Prasasti-prasasti yang di keluuarkan oleh purnawarman tidak menyebutkan angka tahun.   Namun yang pasti berdasarkan sumber tertulis di dalam negeri kerajaan taruma Negara berdiri sejak  pertengahan abad V (450 masehi)

2.3 Perkembangan kerajaan taruma Negara
Berdasarkan kkronik  Cina yang menyebutkan bahwa kerajaan to-lo-mo tahun 666-669 pernah mengirim utusan ke cina mnamun setelah tahun 669  hubungan Cina dengan Taruma terputus , itu berarti keraajaan taruma negaara masih berdiri sampai abad ke VII. Taruma Negara sebagai kerajaan Agraris dan maritim masih mampu berperan penting dalam dunia perdagangan internasional terutama di selat malaka, selat sunda dan laut jawa sampai abad ke VII. Kerajaan taruma tergolong sebagai kerajaan maritime ini di buuktikan dengan tercatatnya taruma dalam catatan para musafir cina. Namun setelah adab ke VII taruma Negara sebagi pemegang peran penting dalam perdagangan di selat sunda , selat malaka dan laut jawa mulai memudar yang disebabkan oleh kemungkinan hancurnya kerajaan taruma Negara dan dikuasai oleh kerjaan lain. Kerajaan lain yang dimaksud yaitu kemungkinan kerajaan sriwijaya yaitu berdasarkan catatan prasasti kota kapur yang menyatakan usaha sriwija menyerang Bumi jawa. Kehancuran kerajaan sriwijaya bukan beraarti menghilangkan sama sekali kekuasaan dinasti raja-raja di jawa barat, melaikan hanya terjadi perpindahan kekuasaan ke daeraah pedaalaaman , menjauhi pusat kerajaan sriwijaya yang akhirnya menjadi kerajaan pasundan.
2.4 keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakaat.  
Berdasarkan isi prasasti ciareton di jelaskan baha agama raja purnawarman adalah hindu khususnya pemuja Wisnu. Berdasarkan catatan perjalanan Fa Hsien dikatakan bahwa agama hindu hanya di anuut oleh kelompok elite dari masyarakat taruma,sedangkan rakyat masih menganut kepercayaan aslinya. Penonjolan pemujaan wisnu erat kaitannya dengan symbol dewa wisnu sebagai maniifestasi tuhan. Pengidentifikasian purnawarman sebagai dewa wisnu menunjukan bahwa ia telah member rasa aman dan memperhatikan kepentingan  rakyatnya yakni kaum petani sebagai tulang punggung kerajaann karena pertanian sebagai sumber ekonomibagi kepentingan domestic. Isi prasasti yang berisi tentang pembuatan dua terusan untuk menghindari banjir. Ini membuktikan raja sangat memperhatikan rakyatnya. Pembangunan terusan menunjukakan ada usaha raja untuk memperluas daerah pertaniian dalam arti luas sesuai dengan penggambaran dirinya sebagai dewa wisnu yang dengan kasihnya selalu meganugraahkan kemakmuran bagi rakyatnya.  Raja purnawarman cukup lama memerintah yakni 22 tahun. Mata penncaharian penduduk taruma Negara yakni pertanian(peternakan, pertanian ssawah dan tegalan), perikanan, pertambangan dan sebagai pedagang intersuler maupun internasional. Kerajaan taruma Negara terletak di jjalur perdagangan yaitu di selat sunda-laut jawa. Masyyarakat taruma Negara terdiri atas struktur masyarakat yag berlapis-lapis yakni dari golongan brahmana, ksatria, weisa dan petani.
3.Pertumbuhan dan perkembangan kerajaan Sriwijaya.
3.1 Masa awal kerajaan Sriwijaya
Nama kerajaan sriwijaya pertama kali di temukan oleh George Coedes pada tahun 1918, berkat studi komperhensifnya dengan prasasti-prasasti sriwijaya dan berita cina maupun dengan sumber india( prasasti nalanda/Piagam Leiden) yang mengemukakakn bahwa sriwijaya bukanlah nama seorang raja melainkan nama sebuah kerajaan yang berpusat di kota Palembang.Prasasti kota kapur menyyebutkan kedatuan sriwijaya (kerajaan sriwijaya) datu sriwijaya(raja sriwijaya) , dan wala sriwijaya (tentara sriwijaya ). Dalaam prasasti Ligor di sebutkan Sivijayandraraja (raja sriwijaya), dalam prasasti raja-raaja 1 yang di kenal dengan nama piagam Leiden 1006 M menyebutkan “marawijayatunggawarman, raja sriwijaya dan kataha (kedah).
3.2 Masalah letak Sriwijaya
Beberapa ahli menyebuutkan letak kerajaan sriwijaya berbeda-beda. Menurut Moens beranggapan bahwa ibukota sriwijaya semula berada di  semenanjung melayu( ligor) setelah berhasil menaklukan melayu yang beribu kota di Palembang, ibukota sriwijaya kemudian di pindahkan ke dekat muaara takus dekat kota jambi. Hal ini di dasarkan adanya penemuan bangunan-nbangunan stupa di daerah muara takus.Pendapat ini di dukung pula oleh Soekmono berdasarkan hasil ppenelitian geomorfologinya , jambi lebih tepat sebagai ibu kota karena letaaknya yang strategis, berhadapan langsung dengan lautan terbuka, dan merupakan jalur lalu llintas dari india ke cina, ke laut jawa dan sebaliknya berbeda dengan palembangberada di selat Bangka, hanya merupakan jalur lalu lintass jawa dan Sumatra.  Selain itu mmenurut pendapat N.J Krom, J.G. Coedes, H.G.Quintritch wales, K.A. Nila Kanta sastri, Slamet Mulyono, Walters, dan Nia kurniawati berpendapat bahwa letak ibu kota kerajaaan sriwijaya berada di kota Palembang, karena sebagian besar prasastinya di temukan di kota Palembang terutama prasasti kedukan bukit yang menyebutkan tentang susunan birokrasi kerajaan dan merupakan prasasti untuk memperingati kemenangan sriwijaya dalam menaklukkan daerah-daerah di luar Palembang. Letak yang strategis ini , membawa konsekuensi sriwijaya menjadi daerah rebutan bagi raja-raja lain disekitar selat malaka untuk menguasainya karena mendatangkan ke untungan yang besar akibat penguasaan jalur perdagangan di selat malaka.
3.3. Sumber-sumber sejarah kerajaan sriwijaya
Sumber-sumber sejarah kerajaan sejarah berupa 7 buah prasasti, berita asing khususnya kronik dinasti, maupun perjalan para dinasti cina, dan berupa benda-benda peninggalan hasil budaya, stupa pragmen dan kramik cina. Prasasti pertama yang ditemukan oleh H. kern adalah parasasti kota kapur( di pulau Bangka).
A.    Prasasti tertua dari kerajaan sriwijaya adalah prasasti Kedukan Bukit 604 S(682 M) yang berisi tentang rasa suka-cita dalam memperoleh kemenangan. Prsassti ini tidak memberikan informasi yang lengkap dan menimbulkan berbagai penafsiran dari beberapa tokoh.
B.     Prasasti Talang Tuo 606 S (684 M) yang berisi tentang ajaran-ajaran Budha. Prasasti ini merupakan satu rangkaian dengan prasasti kedukan bukit sebagai prasasti memperingati kemenangan sriwijaya.
C.     Prasasti Telaga Batu (di kota Palembang) yang berisi tenttang kutukan-kutukan terhadap orang yang berani melanggar atau menentang raja.
D.    Prasasti kota kapur 608 S(686 M) yang berisi tentang kutukan atau persumpahan.
E.     Prasasti Karang berahi (daerah Jambi) yang berisi tentang kutukan bagi mereka-mereka yang berani melawan raja yaitu yang di maksud adalah musuh sriwijaya di luar negeri dan masyarakatnya sendiri.
F.      Prasasti Palas pasemah yang isinya sama dengan prasasti-prasasti di atas. Prasasti ini merupakan peringatan penaklukan lampung oleh sriwijaya.
G.    Pragmen-pragmen di sekitar kota Palembang dan bukit saguntang.
3.4 Perkembangan kerajaan sriwijaya
Tidak ada sumber yang jelas yang menyatakan kapan berdirinya kerajaan sriwijaya. Kekuasaan sriwijaya pada tahap awal berdirinya  hanya meliputi daerah Palembang dan sekitarnya. Dilihat dari letak , kota Palembang pada abad ke 7 letaknya belum strategis karena ada di pedalaman menuju laut terbuka di hubungkan dengan sungai musi, karena itu tidak berada tepat di jalur perdagangan internasional di selat malaka.Dilihat dari segi geografi ekonomi kondisi sriwijaya sangat lemah , berbeda halnya dengan melayu dan kedah yang terletak langsung di jalur perdagangan internasional di selat malaka, laut cina sselatan dan laut jawa. Dalam rangka mewujudkan ambisinya untuk menjadi penguasa tunggal dalam biddang polittik, ekonomi dan budaya di kawasan asia tenggara (selat malaka, laut jawa dan laut cina selatan). Sriwijaya melaksanakan politik ekspansi perdagangan kepada kedah dan melaayu.  Politik ekspansi ini juuga dilakukan terhadap daerah Bangka, lampung dan jawa. Kemungkinan politik ekspansi dimuali dari daerah daerah yang dekat dengan Palembang dan tidak begitu kuat posisinya , misalnya pulau Bangka dekat dengan Palembang dalam rangka menguasai pelayaran di selat Bangka, menyusul lampung, untuk menguasai jalur perdagangan di selat sunda. Setelah ketiga daerah ini di kuasai barulah kota melayu yang berjarak 15 hari perjalanan di kkuasai. Kemungkinan melayu di taklukan oleh sriwijaya sebelum tahun 682 M. Setelah melayu di kuasai barulah sriwijaya menyerang kedah. Penguasaan kota kedah, karna kkota ini merupakan persingggahan  kapal-kapalyang menuju dan datang dari india maupun cina.Ekspansi sriwijaya terhadap jawa di perkirakan terjadi pada tahun 686 masehi berdasarkan keterangan prasasti kota kapur. Diperkirakan yang biserang oleh kerajaan sriwijaya adalah kerajan taruma Negara. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa sriwijaya berhasil menjadi ppenguasa tunggaal di Indonesia bagian barat.Kebesaran dan kejayaan kerajaan sriwijaya sebagai pemegang hegemoni tunggal di kawasan asia. Sumber timuur tengah dapat di ketahui bahwa wilayah ekuasaan sriwijaya sangat luas meliputi kkawasan selat malaka(semenjung malaka) dan pulau-pulau di laut cina selataam dan di kota-kota dagang tersebut berbagai bangsa melakukan aktivitas perdagangan. PAda abad ke XI sriwijaya masih merupakan pengajaran agama Budha yang bertaraf internasional di bawah raja Sudhawaniwarman dari kluarga silendra. Namun pada akhir abad ke 14 sriwijaya mundur dari percaturan politik di kawasan selat malak dan sekitarnya karena di kuasai oleh kerajaan dari jawa.
4.Pertumbuhan dan perkembangan kerajaan melayu.
4.1 Letak kerajaan melayu
Letak kerajaan melayu sama juga seperti letak kerajaan sriwijaya yang mengundang tanda tanya besar tentang di mana sebenarnya letaknya. Beberapa ahli mengatakan bahwa letak kerajaan melayu ada di semenanjung melayu. Selain itu menurut beberapa ahli juga mengatakn bahwa kerajaan melayu berada di sungai Batanghari yaitu daerah jambi. Adanya peninggalan yang menyatakan letak kerajaan melayu ada di jambi yaitu letak melayu lebih strategis daripada Palembang(ibukota sriwijaya)
4.2.Sumber-sumber sejarah kerajaan melayu
Sumber sejarah melayu semuanya berdasarkan berita asing terutama dari catatan perjalanan       I-tsing dan kronik dari dinasti cina. Sumber-sumber dari dalam negeri sama sekali tidak ada. Dalam kronik dinasti cina dokatakan bahwa datangnya utusan dari kerajaan  mo-le-yeu ke cina. Berdasar perjalanan pendeta Budha dari cina yakni  I-Tsing mengatakan bahwa perjalanan menuju india dari  ia singgah di mo-le-yeu.
4.3. Perkembangan Kerajaan melayu
Setelah melayu kira-kira pada tahun 685 di tundukan oleh sriwijaya dalam waktu lama melayu tidak muncul lagi dalam panggung sejarah nasional Indonesia. Pada akhir abad ke 13 nama melayu sebagai pusat kekuuasaan di pantai timur Sumatra mulai muncul.Kerajaan melayu di perintah oleh raja Srimat Tribhuwana Mauliarmadewa.  Kerajaan melayu menjalin persahaabatan dengan kerajaan singosari. Selanjutnya kerajaan melayu di perintah oleh aditya warman yang kawin dengan dara jingga seorang putrid melayu. Tahun 1347 adityawarman meluaskan daerah kekuasaanya sampai ke minangkabau. Berdasarkan peninggalan prasasti dapat di kettahi bahwa adityawarman seorang penganut agama Budha. Adityawarman memerintah sampai tahun 1375 M setelah itu melayu di perintah oleh anaknya Anangwarman. Kerajaan melayu sampai abad ke 14 sudah tidak lagi memainkan peranaan penting dan bahkan sudah hilang dari percaturan dalam politik nasional maupun internasional.
4.4. Keadaan sosial budayaa kerajaan Melayu
Pengetahuan tentang keadaan masyarakat kerajaan melayu sangat minim.Melayu yang letaknya sangat strategis menjadi rebutan para peenguasa sekitarnya. Berdasarkan peninggalan yang ada di kketahui bahwa agama yang berkembang yang di anut oleh masyarakat kerajaan melayu yaitu agama Budha. Dari segi mata pencaharian penduduk melayu sangat menggantungkan diri dari perdagangan intersuler maupun nasional. Namun demikian seektor pertanian dalam arti luas tetap mendapat perhatian dan menjadi tulang punggung untuk memenuhi kebutuhan domestic kerajaan.
4.5. struktur birokrasi
Struktur birokrasinya sudah sangat rapi dan mirip dengan kerajaan –kerajaan yang ada di jawa. Ini menjadi perhatian yang sangat penting karena melayu berkembang berkat perdagangan intersuler dan internasional. Pengendalian system pemerintah dilakukan secara rasional dan non rasional.
2. Kerajaan-kerajaan
2.1 Kerajaan Ho-Lo-Tan
Kerajaan nHo-Lo-Tan yang di maksud mungki adalah taruma Negara. Ini di perkuat oleh pernyataan slamet Mulyono, Damais yang menyatakan bahwa Ho-Lo-tan adalah transliterasi dari kata aruteun yaitu nama sebuaah sungai di Bogor.Namun beberapa tokoh menyebutkan bahwa Ho-Lo-Tan berada di semenanjung melayu dan Moes lebih mengidentifikasikannya dengan kalantan di semenanjung melayu timur.
2.2.Kerajaan mo-ho-sin
Dalam catatan perjalanan I-Tsing urutan penyebutan negeri-negeri di laut cina selatan di mulai dari barat ke timur yaitu Mo-Ho-sin disebut setelah Shih-li-fo shih dan sebelum Ho-ling. Kerajaan Mo-Ho-sin terletak di pantai Sumatra atau di laut jawa. Beberapa tokoh menyebutkan Mo-Ho-Sin berada di pantai barat pulau Bangka dan di bekasi di bagian pantai barat.
2.3. To-Lang

2.4. Po-Hwang
Dalam kronik Tai-ping-huan-yu-chi tercatat dua negeri disebutkan secara berurutan yakni Tu-lang dan Po-hwang sebagai nama negeri di laut selatan. Namun Gabriel ferrand mengidentifikasikan kedua nama ini  sebagai satu nama To-Lang-Poh-Wang, yang kemudian dilokasikan di daerah Tulangbawang lampung utara.
2.5. Ho-Ling
Ho-Ling diidentifikasikan terletak di pulaau jawa, karena dalam kronik Hsin-tang-shu, jelas disebutkan Ho-Ling tersebut juga She-p’o. Banyak juga yang mengidentifikasikan Ho-lingtersebut nama dari kalingga yang di lokasikan di jawa tengah.Penyamaan Ho-ling dengan kerajaan kalingga sampai saat ini masih belum ada bukti berupa peninggalan-peningggalan prasasti, artefak, maupun bangunan candi.Ada juga yang melokasikan holing tersebut merupakan transliterasi Dari parhyang (dieng), Mamang di pegunungan dieng terdapat peninggalan hindu yang lebih tua dari peninggalan mataram.